imelberbagi kembali hadir teman... kali ini imelberbagi menyuguhkan KAIN TENUN KHAS PROVINSI NTT..kain tenun ini bisa juga dijadikan bahan untuk membuat baju, sajadah, tas dan lain-lain teman...
Menenun
dilakukan wanita dengan dua tujuan, yang pertama sebagai sumber utama mata
pencaharian dan sebagai pengisi waktu setelah selesai bekerja di ladang.
Langkah pertama yang dilakukan sebelum menenun ialah menyiapkan benang yang
hendak dipakai. Kapas dipintal dengan alat tradisional, masyarakat tidak
menggunakan benang konvensional yang ada di pasaran. Kapas diambil dari pohon
kapas yang ada di kebun warga. Hasil dari pemintalan biasanya tidak terlalu
halus dan dan berakibat hasil yang tidak simetris pada corak tenun. Meski
begitu hal itu yang menyebabkan keunikan tiap tenun sebab tidak ada tenun yang
identik sama. Sesudah proses memintal selesai maka dilanjutkan dengan
pencelupan benang pada pewarna. Meski tidak semua proses pewarnaan dilakukan
ketika masih dalam bentuk benang namun pada umumnya pewarnaan dilakukan sebelum
proses menenun. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan daun “Ru Dao” untuk
mendapatkan warna nila dan akar pohon “Ka’bo” untuk mendapat warna merah, warna
kuning didapat menggunakan kunyit dan daun “Menkude”. Setelah warna meresap dan
dibiarkan mengering baru diikat pada mesin tenun tradisional yang dalam bahasa
setempat disebut “Lana Her’ru”. Tidak seperti pada tenunan yang umum dijumpai
di Indonesia dimana yang diikat pada mesin tenun ialah benang pakan, namun pada
tenunan Nusa Tenggara Timur yang diikat ialah benang lungsin. Benang pakan
dimasukan secara horizontal terhadap benang lungsin yang telah diikat secara
vertical. Namun dibalik semua itu, yang paling penting ialah proses bertapa dan
mencari ilham dengan cara berdoa ke leluhur agar mendapat motif dan corak yang
hendak dipakai, selain itu dipercaya dengan berdoa sebelum dapat memperlancar
proses menenun dan menolak bala selama proses menenun dilakukan.
Kain adat
mempunyai banyak fungsi penggunaan di masyarakat, meski tiap daerah ada
penggunaan khusus di tiap suku, secara namun secara umum berikut adalah fungsi
dari kain tenun:
1. Sebagai
busana untuk penggunaan sehari-hari dan mentupi badan.
2. Sebagai
busana dalam tari adat dan upacara adat.
3. Sebagai mahar
dalam perkawinan dalam bahasa daerah disebut sebagai “belis” nikah.
4. Sebagai
pemberian dalam acara kematian dan sebagai wujud penghargaan.
5. Sebagai
penunjuk status social.
6. Sebagai alat
untuk membayar hukuman jika terjadi ketidakseimbangan.
| Add caption |
| Add caption |
| Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar